• Kam. Agu 7th, 2025

Pondok Pesantren Darurraihan Sonao Bima NTB

Sonao, Dsn. Sarita Desa Punti Kec. Soromandi Kab. Bima NTB. CP : 085337368545

Kenapa Ilmu Harus Bersanad ?

ByDarurraihan Bima

Apr 1, 2025

Penting belajar agama menggunakan sanad atau ijazah guru, namun jangan sampai denganya menegasikan kelompok lain, (Buya Hamka)

Dalam khazanah keilmuan Islam dikenal istilah sanad. Yakni silsilah keilmuan yang bersambung sampai kepada Rasulullah. Begitu penting kedudukan sanad dalam beragama, banyak para ulama yang terkenal sebagai pakar juga berkat sanad guru-guru mereka. Tradisi sanad juga masih kental dilestarikan oleh kalangan pesantren

Pengertian Sanad

Sanad diserap dari bahasa Arab (سند-يسند) artinya menyandarkan sesuatu kepada sesuatu. Kata ini menjadi salah satu istilah dalam ilmu hadis. Ulama qira’at mengartikan sanad sebagai jalur periwayatan hadis dari perawi hadis yang terakhir sampai kepada perawi hadis yang pertama, yaitu para sahabat Rasulullah ﷺ untuk mengetahui kualitas sebuah hadis, apakah hadis tersebut benar berasal dari Rasulullah ﷺ, atau tidak jelas dari mana asal usulnya. Meski masyhur di kalangan ahli hadis. Istilah sanad juga sering dipinjam dalam berbagai disiplin keilmuan agama di antaranya, ilmu al-Qur’an, Aqidah, Fiqh bahkan Tasawuf.

Jika diterjemahkan dalam istilah ilmiah, sanad bisa diartikan juga sebagai referensi atau rujukan dari otoritas yang terpercaya. Hanya bedanya, kalau referensi dalam dunia keilmuan identik dengan rujukan buku di mana sebuah informasi berasal, adapun sanad adalah referensi dalam bentuk manusia. Menyandarkan sebuah informasi, baik dalam bentuk pikiran, ucapan dan tindakan kepada seseorang itulah yang disebut sanad. Lantas, apa pengaruh dari keberadaan atau ketiadaan sanad ini dalam kehidupan beragama?

Kenapa Harus Bersanad ?

Ibnu Malik Ra berkata :

لاتحمل العلم عن أهل البدع ولاتحمله عمن لا يعرف بالطلب، ولاعمن يكذب في حديث الناس وإن كان لايكذب في حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم

Artinya: “Jangan mengambil ilmu dari orang ahli bid’ah, serta janganlah menukilnya dari orang yang tak diketahui dari mana ia mendapatkannya, dan tidak pula dari siapapun yang dalam perkataannya ada kobohongan, meskipun ia tidak berbohong dalam menyebutkan hadits Rasulullah Saw.”

Dengan demikian sanad dan ijazah sangat penting untuk mempertahankan otentisitas dan orisinilitas ilmu, khusunya tentang agama Islam yang terus dipegang kuat dalam tradisi pesantren dan golongam Ahlussunnah wal Jamaah sebagai ciri khasnya. Sebagaimana pendapatnya Abdullah bin Mubarak.

قَالَ عَبْدُ اللهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ القَوْمِ القَوَائِمُ. يَعْنِى الْإِسْنَاد (شرح صحيح مسلم للنواي: ج ١، ص ٤٨)

Artinya: “Abdullah ibnu Mubarak berkata, “Yang membedakan antara kita (Aswaja) dengan kaum lain adalah sanad.

Penjelasan di atas menegaskan bahwa setiap santri harus memiliki guru yang mempunyai kemampuan dan sanad keilmuan yang jelas. Karena sanad ilmu menunjukkan pentingnya otoritas seseorang dalam berilmu. Semakin disebut sumber ilmu itu, maka Rahmat Allah akan turun setiap kali menyebut nama-nama orang saleh.

TG. Farhan BI, Pimpinan Ponpes Darurraihan Sonao berpendapat bahwa Sanad memegang peranan sentral sebagai mekanisme otoritatif yang memastikan keaslian dan validitas transmisi ilmu, khususnya dalam kajian Al-Quran, hadits, dan disiplin ilmu agama lainnya. Sanad, yang sering dianggap sebagai rantai narasi atau chain of transmission, tidak hanya berfungsi sebagai daftar para perawi atau penghafal, tetapi lebih dalam dari itu, ia adalah epistemological tool yang menjaga kesinambungan pengetahuan dari Rasulullah SAW hingga generasi masa kini. Melalui sanad, integritas ilmu tetap terjaga tanpa adanya penyimpangan atau modifikasi yang tidak diinginkan, sehingga autentisitasnya tetap dapat dipertanggungjawabkan.

Para ulama klasik telah memberikan perhatian serius terhadap pentingnya sanad sebagai instrumen kritis dalam mempertahankan continuity of knowledge sehingga perlu menekankan urgensi menjaga sanad sebagai mekanisme penjaga otoritas keilmuan yang valid. Tanpa sanad yang kredibel, ajaran agama akan rentan terhadap distorsi dan penyimpangan, baik dari segi pemahaman maupun dalam praktik keagamaan. Sanad menawarkan methodological safeguard, yang memastikan setiap ilmu atau ajaran yang disampaikan dapat divalidasi dari sumber aslinya, sehingga mampu menghindarkan umat dari fitnah intelektual dan disinformasi.

Sanad tidak hanya dianggap sebagai bagian dari sistem validasi ilmiah (scientific validation method), tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap rantai ulama yang dengan dedikasi telah menjaga warisan intelektual Islam dari generasi ke generasi. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Imam Syafi’i dan Ibn Sirin, sanad adalah fondasi utama dalam menjaga kemurnian agama. Tanpa sanad, setiap individu bisa mengklaim apa saja tanpa basis validasi yang jelas, menciptakan ruang bagi interpretasi yang salah dan menyesatkan.

Dalam konteks keilmuan dan praktik keagamaan, keberadaan sanad tidak hanya berfungsi untuk menjaga authenticity doktrin agama, tetapi juga memastikan bahwa pemahaman keagamaan tetap berada dalam jalur yang lurus dan sesuai dengan ajaran asli Rasulullah SAW. Oleh karena itu, memahami dan mengakui pentingnya sanad adalah bagian integral dari komitmen intelektual seorang Muslim dalam menjaga kemurnian ajaran Islam secara ilmiah dan sistematis.  

Terdapat 9 alasan tentang pentingnya memiliki sanad ilmu dengan berguru kepada guru yang bersanad.

  1. Menjaga Keaslian dan Keotentikan Al-Quran

Sanad berfungsi sebagai guarantor keaslian Al-Quran. Dalam ilmu qira’at, sanad menjadi penghubung antara para huffaz dan Rasulullah SAW, sehingga menjaga teks Al-Quran dari distorsi. Dengan sanad, otoritas bacaan tetap terjaga. Pendapat Ulama Imam al-Nawawi menyatakan dalam kitabnya At Taqrib al-Nawawi, 

النقل بالإسناد الصحيح قوام الدين وعليه مدار كل علم نافع

“Penyampaian ilmu melalui sanad yang sahih adalah penopang agama, dan di atasnya terletak seluruh ilmu yang bermanfaat.” (Kitab _Taqrib_, Juz 1, hal. 52)

  1. Memastikan Validitas Ilmu

Sanad menjadi instrumen _authenticity_ dalam ilmu agama. Setiap ilmu yang disampaikan harus dilengkapi dengan sanad yang sahih, sebagai bukti bahwa ilmu tersebut benar-benar berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

Pendapat Imam Ibn Sirin berkata dalam Kitabnya Muqaddimah Shahih Muslim:

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” (Kitab _Muqaddimah Shahih Muslim_, Juz 1, hal. 14)

  1. Melindungi dari Pemalsuan dan Penyimpangan

Sanad bertindak sebagai mekanisme filtering terhadap pemalsuan dan penyimpangan. Dengan rantai transmisi yang sahih, umat Islam dapat memastikan bahwa ilmu atau riwayat yang diterima tetap berada dalam jalur yang benar dan tidak ada penyelewengan.

Pendapat Imam Malik dalam Kitab Al-Muwaththa’,

لا يؤخذ العلم عن أربعة… ولا يؤخذ عن صاحب هوى يدعو إلى بدعته

“Ilmu tidak boleh diambil dari empat orang: … dan orang yang mengikuti hawa nafsunya serta mengajak kepada bid’ahnya.” (Kitab _Al-Muwaththa’_, Juz 1, hal. 29)

  1. Menghidupkan Tradisi Ilmu dari Generasi ke Generasi

Sanad membentuk continuity antara generasi ulama, memastikan transmisi ilmu agama yang konsisten dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini menjaga kesatuan metodologi dan otentisitas ilmu yang disampaikan.

  1. Menjaga Kemurnian Pemahaman Agama

Sanad memastikan purity of understanding dalam agama. Dengan adanya sanad, umat Muslim dapat memastikan bahwa pemahaman mereka terhadap agama berasal dari Rasulullah dan generasi sahabat yang kredibel.

Pendapat Imam Sufyan al-Thawri berkata dalam Kitab Al-Jami’ li Akhlaq al-Rawi_,

الإسناد سلاح المؤمن، فإذا لم يكن معه سلاح فبأي شيء يقاتل؟

“Sanad adalah senjata bagi seorang mukmin. Jika ia tidak memiliki senjata, dengan apa ia akan berperang?” (Kitab _Al-Jami’ li Akhlaq al-Rawi_, Juz 1, hal. 144)

  1. Penghormatan Terhadap Ilmu dan Ahli Ilmu

Menjaga sanad adalah bentuk penghormatan kepada _scholarly tradition_ dan guru-guru yang telah menyampaikan ilmu agama dari masa ke masa. Dengan mengikuti sanad, kita menghormati dedikasi dan integritas para ulama terdahulu. Pendapat Imam Ahmad bin Hanbal dalam Kitab Al-Kifayah :

طلب الإسناد العالي سنة السلف

“Mencari sanad yang tinggi adalah sunnah para salaf.” (Kitab _Al-Kifayah fi Ma’rifat ‘Ulum Al-Riwayah_, Juz 2, hal. 224)

  1. Mengurangi Potensi Fitnah dalam Ilmu Agama

Sanad berfungsi untuk mencegah misinterpretation dan heresy dalam ilmu agama. Tanpa sanad, siapa saja dapat mengklaim dirinya sebagai sumber ilmu, yang dapat menimbulkan fitnah dan kekacauan dalam pemahaman agama.

Pendapat Imam Syafi’i dalam Kitab Al-Risalah,

إنما العلم ما كان فيه إسناد

“Sesungguhnya ilmu adalah apa yang memiliki sanad.” (Kitab _Al-Risalah_, Juz 1, hal. 369)

  1. Penting dalam Ilmu Hadits

Sanad menjadi _cornerstone_ dalam ilmu hadits. Setiap hadits dinilai berdasarkan kekuatan sanadnya. Hadits yang sanadnya terputus atau tidak sahih dianggap lemah dan tidak dapat dijadikan dasar hukum.

**Pendapat Ulama**: Imam Bukhari dalam _Shahih Al-Bukhari_,

**الإسناد من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء**

“Sanad adalah bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, maka siapa saja dapat berkata apa saja yang dia mau.” (Kitab _Shahih Al-Bukhari_, Juz 1, hal. 52)

  1. Memastikan Kesahihan Tafsir Al-Quran

Dalam Ilmu Tafsir, sanad memastikan bahwa penafsiran berasal dari sumber yang dapat dipercaya, seperti Rasulullah, para sahabat, dan generasi ulama salaf. Tafsir tanpa sanad sering kali rentan terhadap penyimpangan.

Pendapat Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim,

التفسير المأثور هو الذي يعتمد على إسناد صحيح عن النبي صلى الله عليه وسلم والصحابة

“Tafsir yang diterima adalah yang bersandar pada sanad yang sahih dari Nabi SAW dan para sahabat.” (Kitab _Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim_, Juz 1, hal. 22)

SMPIT Darurraihan

SMPIT Darurraihan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *